Rabu, 17 Maret 2010 - 14:28:56 WIB
Audensi BEM, Diwarnai Hujan Interupsi
Dibaca: 490 kali
Serap Aspirasi antara mahasiswa dengan pihak akademika UIM yang digelar di Auditorium Kebidanan berlansung Alot. Hal itu terlihat saat juru bicara pihak rektorat yang di Wakili oleh Abdul Mu’in menjawab satu Persatu Grand isu yang dilayangkan oleh pihak BEM sebagai penyelenggara kegiatan.
Ansori salah seorang perwakilan dari BEM Fakultas Pertanian menilai isu yang dibawa BEM tersebut sama sekali tidak sesuai dengan keputusan yang telah ditetapkan saat rapat internal KBM UIM beberapa waktu lalu.
Bahkan, Ansori kecewa ada isu yang lebih peting yang seharusnya dibawa oleh BEM tidak terbaca dalam Audensi.” Sebetulnya kemaren banyak isu yang lebih Fundamental dan peting untuk disampaikan pada audensi kali ini. Tapi tidak terjamah”.Tuntutannya.
Ansori juga menilai ada Miskomonikasi antara pihak BEM dengan Akademik.sehingga ada Kesimpangsiuran siapa yang berhak memimpin jalanya audensi terssebut.
Tetapi Ansori menginginkan kegiatan audensi ini bukan hanya sebatas formalitas belaka yang nantinya menjadi sampah. Namun, Mampu memberikan warna dan solosi terhadap kemajuan UIM kedepan.
Interupsi serupa disampaikan Wapresma BEM Hofi Sugiarto dalam Pendapatnya transparansi keuangan yang selama ini dinantikan oleh mahasiswa juga dibuktikan di audensi tersebut agar tidak ada kesalah fahaman diantara mahasiswa.
Pihaknya, Juga menuntut agar uang kemahasiswaan yang ditarik 15.000/Semester harus jelas peruntukanya dan tidak ada kolosi didalamnya. Selama ini masih dinilai kurang Trasnparan dari akademik.
Berdasarkkan data yang dihimpun oleh pihak BEM setiap UKM dalam setiap pereode kepemimpinan menerima uang kemahasiswaan untuk belanja kegiatan tidak lebih dari 500 ribu Padahal jatah yang diberikan oleh akademik nominalnya sebesar Rp.3 Juta/Pereode dengan total anggaran tiap bulanya sebesar Rp.250 ribu setiap UKM/HMJ/BEMF. Sedangkan untuk BEM peruntukan dananya sebesar Rp.1 Juta/bulan dengan total 12 Juta Setiap PerIode.
Untuk itu pihaknya, Meminta agar transparansi uang kemahasiswaan direalisasikan kepada yang sebenarnya dan tidak di otak atik oleh penyelenggaraan kegiatan mahasiswa yang nilainya lebih besar agar semuanya merata.
Pihak BEM juga mengancam apabila hasil kesepakatan audensi tidak dipenuhi oleh akademik.ada rencana akan ada aksi turun jalan bersama sejumlah mahasiswa yang lain. Mesti tidak terlibat dalam forum audensi Sabtu 13 Maret 2010.
Sementara itu, Juru bicara akademik Abdul Mu’in membantah apabila uang kemahasiswaan tidak sesuai dengan peruntukanya. Menurutnya, uang kemahasiswaan tersebut telah sesuai dengan SK Rektor sebagaimana telah dipublikasikan di papan Informasi Akademik.
Hanya saja menurut Mu’in Pengurus BEM ketinggalan informasinya. ” SK Rektor terkait uang kemahasiswaan tersebut telah kami dindingkan dipapan informasi Akademika”. Bantahnya.
Namun, Pihaknya lebih mengutamakan kegiatan kemahasiswa yang sifatnya besar dan butuh anggaran yang banyak pula. Sehingga, sistem yang dipakai adalah sistem Subsidi Silang.
Abdul mu’in yang juga berstatus Kepala Biro Umum Dan Keuangan Ini menginginkan jika mahasiswa menuntut keterbukaan. Pihaknya, nantinya dirapat senat akan mengusulkan agar keuangan mahasiswa akan didibuatkan rekening masing-masing sesuai dengan organ intra. Sehingga, dugaan dan kesalah fahaman yang selama ini dituding mahasiswa tidak ada. Dengan konsekuensi apabila anggaran yang dibutuhkan kurang tidak boleh mengajukan ke pihak akademik.”Kami rencananya akan mengusulkan saat rapat senat untuk uang kemahasiswaan dibuat rekening”. Pungkasnya. (Fwd)
Audensi BEM, Diwarnai Hujan Interupsi
Dibaca: 490 kali
Serap Aspirasi antara mahasiswa dengan pihak akademika UIM yang digelar di Auditorium Kebidanan berlansung Alot. Hal itu terlihat saat juru bicara pihak rektorat yang di Wakili oleh Abdul Mu’in menjawab satu Persatu Grand isu yang dilayangkan oleh pihak BEM sebagai penyelenggara kegiatan.
Ansori salah seorang perwakilan dari BEM Fakultas Pertanian menilai isu yang dibawa BEM tersebut sama sekali tidak sesuai dengan keputusan yang telah ditetapkan saat rapat internal KBM UIM beberapa waktu lalu.
Bahkan, Ansori kecewa ada isu yang lebih peting yang seharusnya dibawa oleh BEM tidak terbaca dalam Audensi.” Sebetulnya kemaren banyak isu yang lebih Fundamental dan peting untuk disampaikan pada audensi kali ini. Tapi tidak terjamah”.Tuntutannya.
Ansori juga menilai ada Miskomonikasi antara pihak BEM dengan Akademik.sehingga ada Kesimpangsiuran siapa yang berhak memimpin jalanya audensi terssebut.
Tetapi Ansori menginginkan kegiatan audensi ini bukan hanya sebatas formalitas belaka yang nantinya menjadi sampah. Namun, Mampu memberikan warna dan solosi terhadap kemajuan UIM kedepan.
Interupsi serupa disampaikan Wapresma BEM Hofi Sugiarto dalam Pendapatnya transparansi keuangan yang selama ini dinantikan oleh mahasiswa juga dibuktikan di audensi tersebut agar tidak ada kesalah fahaman diantara mahasiswa.
Pihaknya, Juga menuntut agar uang kemahasiswaan yang ditarik 15.000/Semester harus jelas peruntukanya dan tidak ada kolosi didalamnya. Selama ini masih dinilai kurang Trasnparan dari akademik.
Berdasarkkan data yang dihimpun oleh pihak BEM setiap UKM dalam setiap pereode kepemimpinan menerima uang kemahasiswaan untuk belanja kegiatan tidak lebih dari 500 ribu Padahal jatah yang diberikan oleh akademik nominalnya sebesar Rp.3 Juta/Pereode dengan total anggaran tiap bulanya sebesar Rp.250 ribu setiap UKM/HMJ/BEMF. Sedangkan untuk BEM peruntukan dananya sebesar Rp.1 Juta/bulan dengan total 12 Juta Setiap PerIode.
Untuk itu pihaknya, Meminta agar transparansi uang kemahasiswaan direalisasikan kepada yang sebenarnya dan tidak di otak atik oleh penyelenggaraan kegiatan mahasiswa yang nilainya lebih besar agar semuanya merata.
Pihak BEM juga mengancam apabila hasil kesepakatan audensi tidak dipenuhi oleh akademik.ada rencana akan ada aksi turun jalan bersama sejumlah mahasiswa yang lain. Mesti tidak terlibat dalam forum audensi Sabtu 13 Maret 2010.
Sementara itu, Juru bicara akademik Abdul Mu’in membantah apabila uang kemahasiswaan tidak sesuai dengan peruntukanya. Menurutnya, uang kemahasiswaan tersebut telah sesuai dengan SK Rektor sebagaimana telah dipublikasikan di papan Informasi Akademik.
Hanya saja menurut Mu’in Pengurus BEM ketinggalan informasinya. ” SK Rektor terkait uang kemahasiswaan tersebut telah kami dindingkan dipapan informasi Akademika”. Bantahnya.
Namun, Pihaknya lebih mengutamakan kegiatan kemahasiswa yang sifatnya besar dan butuh anggaran yang banyak pula. Sehingga, sistem yang dipakai adalah sistem Subsidi Silang.
Abdul mu’in yang juga berstatus Kepala Biro Umum Dan Keuangan Ini menginginkan jika mahasiswa menuntut keterbukaan. Pihaknya, nantinya dirapat senat akan mengusulkan agar keuangan mahasiswa akan didibuatkan rekening masing-masing sesuai dengan organ intra. Sehingga, dugaan dan kesalah fahaman yang selama ini dituding mahasiswa tidak ada. Dengan konsekuensi apabila anggaran yang dibutuhkan kurang tidak boleh mengajukan ke pihak akademik.”Kami rencananya akan mengusulkan saat rapat senat untuk uang kemahasiswaan dibuat rekening”. Pungkasnya. (Fwd)