Mahasiswa Bisa Habiskan Waktu di Laboratorium
Dibaca: 85 kali
Tuntutan mengembangkan diri sebagai tenaga ahli siap pakai membuat mahasiswa Polines menjauhi kata malas. Waktu mereka pun dihabiskan di berbagai laboratorium yang tersebar di kampus seluas sekitar 11 hektare tersebut.
Menurut Kepala Unit Pengembangan dan Kerjasama (UPKS) Edi Wijayanto SE MSi, ruangan untuk praktik mahasiswa mencakup ruangan komputer (962,7 m2), laboratorium umum (6.739,58 m2), ruangan bengkel (2.806, 3 m2), ruangan gambar atau studio (520,83), ruangan seminar (840,85 m2) dan ruangan perpustakaan (677,28 m2).
“Perkuliahan teknik menuntut praktik lebih banyak dari teori. Itu menuntut pembangunan berbagai laboratorium,” tuturnya kepada Suara Merdeka.
Laboratorium dimanfaatkan ribuan mahasiswa jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi serta Administrasi Niaga.
Menaungi berbagai macam program studi, jurusan itu mencetak sarjana sains terapan (SST) dan ahli madya (AMd).
Tenaga Profesional
Polines menghasilkan lulusan yang mampu melakukan tugas-tugas di industri, lembaga pemerintah atau swasta secara profesional. Mereka juga menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Lulusan Polines dituntut untuk dapat bekerja dengan ketepatan waktu, ukuran, dan aturan.
Hingga April 2012, tercatat lulusan Polines mencapai 20.650 orang. Mereka terdiri atas alumnus berbagai program studi.
Sesuai dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 175/O/1997 tanggal 6 Agustus 1997 tentang kemandirian Politeknik Negeri di seluruh Indonesia, Politeknik Universitas Diponegoro dinyatakan mandiri dan berubah nama menjadi Polines.
Semula hanya menerima 200 mahasiswa setiap tahun, saat ini Polines merekrut 1.600 mahasiswa. Selain mahasiswa yang mendapat gemblengan praktikum, kualitas dosen juga terus digenjot.
Dosennya pun rata-rata sudah memiliki sertifikat kompetensi dan menjadi pakar di bidang masing-masing.
Sumber: Suara Merdeka.com